Akhir2 ini suka banget denger suaranya kang Abdul (hayah, sok akrab).
Aplagi lagunya "Kucinta kau Lebih Dari yang Kemarin". Mantep pisan euy. Ntar ah beli CD-nya. Pop Jazz gitu, asik deh.
Berikut artikelnya gue ambil dari inilagu.blogspot.com :
“Musik adalah ekspresi jiwa.” Hal ini amat diyakini oleh Abdul, penyanyi kelahiran Medan, yang mencoba peruntungan lewat album perdananya, Bersandinglah. Hal ini pula yang membuat dirinya nekat melenggang dengan konsep musik yang oleh kebanyakan orang dinilai kurang menjual : pop jazzy.
“Saya tidak ingin melepaskan karya yang tidak jujur. Yang terlalu mengacu pada selera pasar. Yang saya inginkan adalah berkarya sesuai kata hati. Karena saya yakin, mengeluarkan karya dari dalam hati, akan lebih mudah menyentuh hati orang yang mendengarkan musik saya,” ungkap pemilik nama lengkap
Tengku Muhammad Abdullah Amin Anshari ini, serius.
Ini bukan sekadar basa-basi. Meski baru sekali ini melepas album solo, alumni Fakultas Hukum Trisakti ini sudah cukup lama malang melintang di jalur musik. Tepatnya, sejak masih duduk di bangku SMP di Kota Kembang.
Saat itu, Abdul memang belum serius bermusik. Masih jadi bagian dari sebuah band sekolah yang memainkan lagu-lagu The Beatles.
“Meski belum serius, saya merasa lebih nikmat saat memainkan lagu yang memang saya sukai. Hasilnya, orang yang mendengarpun jadi lebih enjoy. Karena, musik yang mereka dengar, benar-benar datang dari hati,” tambahnya, lagi.
Selanjutnya, Abdul terus berusaha memainkan musik dari hati. Di bangku SMA, Abdul yang sudah berdomisili di Jakarta, tertarik memainkan lagu-lagu britpop macam Oasis dan Blur. Sedangkan, saat kuliah, lagu-lagu band alternatif macam Third Eye Blind yang dikulik bareng bandnya.
“Pokoknya, semua musik yang disuka, pernah dimainkan. Namun, saya masih belum menemukan warna musik yang pas dengan karakter dan jiwa saya,” aku Abdul, tulus.
Pencarian terus dilakukan. Hingga akhirnya, ada seorang teman yang memberi masukan agar dia bersolo karir. Maksudnya, agar dia bisa lebih bebas mengeksplor warna musik yang benar-benar pas dengan warna vokalnya.
Masukan ini diterima. Saat coba bersolo karir, Abdul menemukan warna musik yang lama diidamkannya. Apalagi kalo bukan pop jazz.
“Saya ini amat menikmati musik jazz. Sejak kecil, musik ini sudah menarik minat saya. Ternyata, keputusan untuk jadi solis membuat saya lebih bisa mengeksplor diri untuk memainkan jenis musik ini,” bilang pengagum Jamiroquai dan Maroon 5 ini, sambil tersenyum.
Dibantu oleh Ciling, drummer Bunglon yang juga eks drummer Flower, mantan additional keyboardis Bunglon, Ono, dan Riza, seorang teman kuliahnya yang menciptakan sebagian besar dari lagu-lagu dalam album perdana ini, Abdul mulai mengumpulkan materi yang menurutnya sesuai dengan selera dan karakter vokalnya.
Hasilnya bisa didengar dalam 11 lagu di album yang dirilis di bawah kerjasama label Clarity Music dan Trinity Optima Production ini. Meski benang merahnya pop, musik Abdul amat dikotori nuansa jazz.
“Selain itu, ada keunikan lain dalam album ini. Saya coba menawarkan nuansa jazz yang minimalis. Yang mengedepankan gitar sebagai instrumen utama. Ide ini saya dapat dari musisi idola saya: Sting, Kings of Convenience dan John Mayer. Meski bermain minimalis, mereka bisa menghasilkan karya yang maksimal,” ungkap penyanyi berdarah Melayu ini, santai.
Lantas, seperti apa lagu-lagu di album perdananya? Persis yang dikatakan Abdul, lagu-lagu yang ditawarkannya cukup menarik disimak. Di singel Joss misalnya. Mengambil tema kekecewaan hati yang tersembuhkan oleh seorang wanita, Abdul coba menampilkan nuansa akustik kental dari permainan gitar yang maksimal di album ini. Sepintas, memang mengingatkan kita pada nama-nama yang sudah disebutnya tadi.
Pun terjadi di lagu Agar Kau Mengerti yang ada di track perdana. Lagu yang mengajak kita merenungi pentingnya sebuah pengertian dalam hubungan cinta ini juga mengedepankan permainan gitar akustik yang clean dan easy listening.
Lantas, ada juga Melayang yang sempat masuk babak 30 besar Lomba Cipta Lagu Nasional 2006 dan All You Gotta Do, sebuah lagu yang sering dibawakan bersama Band-nya sejak di bangku kuliah.
“Awalnya, lagu ini adalah lagu rock. Namun, sudah diaransemen lagi sehingga cocok dengan album ini. Lagu ini dimasukkan sebagai bagian dari refleksi perjalanan musik saya selama ini,” bilang penyanyi yang bercita-cita jadi produser ini.
Satu nomor lain yang menarik berjudul Bahagia. Dalam lagu berdurasi nyaris 5 menit ini, Abdul coba bereksperimen. Hasilnya, lagu ini jadi terdengar seperti dua lagu terpisah yang dimedley. Yang mungkin bisa mengecoh pendengar yang kurang aware.
Overall, lewat barisan lagunya Abdul berharap bisa memberi alternatif pilihan dalam musik Indonesia. Yang memperkaya industri musik dan membuatnya terus dinamis dan makin dicintai oleh telinga kita, pendengar musik di Indonesia. (www.javajazzfestival.com/2008/artists_archieve.php?action=detail&nid=1048)